Bordir Kerancang,
Halaman 117, Novel Ranah 3 warna
Hidup yang letih.
Tapi aku bekap mulutku supaya tidak mengeluh.
Aku memarahi diriku sendiri kalau mulai merengek cengeng.
Bolehlah badan kurusku ini perih, sakit, bahkan luka, tetapi hatiku harus terus besar dan tidak boleh menyerah…
Apa gunanya masa muda kalau tidak untuk memperjuangkan cita-cita besar dan membalas budi orang tua?
Biarlah tulang mudaku ini remuk dan badanku susut.
Aku ikhlas mengorbankan masa muda yang indah seperti yang dinikmati kawan-kawanku.
Karena itu aku tidak boleh lemah.
Aku harus keras pada diriku sendiri.
Pedih harus aku rasai untuk tahu benar rasanya senang.
Harus berjuang melebihi rata-rata orang lain.
Man jadda wajada!